Sabtu, 14 Januari 2012

Makna Lagu Lir Ilir

arti dari lagu lir ilir (downlad lagu lir ilir)

Lir-ilir, Lir Ilir

Tandure wus sumilir

Tak ijo royo-royo

Tak sengguh temanten anyar

Cah Angon, Cah Angon

Penekno Blimbing Kuwi
Lunyu-lunyu penekno

Kanggo Mbasuh Dodotiro

Dodotiro Dodotiro

Kumitir Bedah ing pinggir
Dondomono,
Jlumatono
Kanggo Sebo Mengko sore
Mumpung Padhang Rembulane

Mumpung Jembar Kalangane

Yo surako surak Iyo!!!


Tembang diatas pasti sudah akrab ditelinga kita
apalagi bagi orang-orang jawa yang notabene berada
dalam wilayah penyebaran agama Wali Songo tidak sedikit orang yang mencoba untuk
menguraikan makna tembang diatas baik dalam
konteks hubungannya dengan sejarah, syariat Islam
bahkan Hakikat yang terkandung di dalamnya.
pada tulisan singkat ini Khaylif mencoba untuk
sedikit menguraikan makna dari tembang tersebut, jika ada kekurangan atau kesalahan adalah karena
keterbatasan Khaylif dalam pemahaman semoga
Alloh memaafkan dan jika ada kebaikannya hal itu
semata-mata datang dari Alloh SWT

Makna tembang tersebut menurut Khaylif:
1. Lir-ilir, Lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)
Tandure wus sumilir (Tanaman sudah bersemi)

Tak ijo royo-royo (Demikian menghijau)

Tak sengguh temanten anyar (Bagaikan pengantin
baru)


Makna: Sebagai umat Islam kita diminta bangun.

Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah
ditanamkan oleh Alloh dalam diri kita yang dalam ini
dilambangkan dengan Tanaman yang mulai bersemi
dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau
tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati
atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan
kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.


2 Cah angon, cah angon (Anak gembala, anak
gembala)

Penekno Blimbing kuwi (Panjatlah (pohon) belimbing
itu)
Lunyu-lunyu penekno (Biar licin dan susah tetaplah
kau panjat)

Kanggo mbasuh dodotiro (untuk membasuh
pakaianmu)

Makna: Disini disebut anak gembala karena oleh Alloh,
kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita
dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya?
Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing
yang notabene buah belimbing bergerigi lima buah.
Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun
Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti
sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan
Rukun Islam apapun halangan dan resikonya.
Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci
pakaian kita yaitu pakaian taqwa.


3. Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)
Kumitir bedah ing pinggir (terkoyak-koyak dibagian
samping)

Dondomono, Jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)

Kanggo sebo mengko sore (untuk menghadap nanti
sore)


Makna: Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu
kita diminta untuk selalu memperbaiki dan
membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika
dipanggil menghadap kehadirat Alloh SWT.


4. Mumpung padhang rembulane (Mumpung bulan
bersinar terang)
Mumpung jembar kalangane (mumpung banyak
waktu luang)

Yo surako surak iyo!!! (Bersoraklah dengan sorakan
Iya!!!)


Makna: Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas (no
1-3) ketika kita masih sehat (dialambangkan dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak
waktu luang dan jika ada yang mengingatkan maka
jawablah dengan Iya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar